Syair Abu 'Atahiyah
ِأَبىِ العَتَاهِيَة (المتوفّى سنة ٢١١ هـ)
Syair Abu 'Atahiyah (Wafat 211 H)
Seorang penyair zuhud sezaman dengan Abu Nawas. Ia terkenal akan kezuhudannya, dengan syair-syairnya ia banak memberikan peringatan-peringatan yang jujur kepada penguasa waktu itu ( khalifah Harun Ar Rasyid), sehingga kadang sang khalifah tersedu-sedu mendengar ajaran yang diberikan lewat sair-sairnya.
Nama Ismail bin Qosim bin Suweid al Anzi, panggilanya Abu Ishak, dan terkenal dengan nama Abul Atahiyah, karena konon sering merasa bingung. Masa kecilnya tinggal di Kufah dan kemudian menetap di Baghdad.
Ia selalu mempunyai hubungan yang baik dengan para khalifah, sehingga dirinya sangat dikenal oleh mereka. Ia pernah meninggalkan profesi sebagai penyair, tetapi kemudian kembali lagi menjadi penyair.
Ia orang yang sangat tanggap dan dalam syair-syairnya banyak kreasi baru. Dalam sehari ia mampu membuat 100 bait. Diantara syair-syairnya Adalah di bawah ini
artinya :
Segala sesuatu merupakan perhiasan bagi manusia. Adapun Perhiasan seseorang adalah kesempurnaan adabnya.
Allah tidak memberikan apapun kepada manusia, yang lebih mulia daripada akal dan adabnya.
Kadangkala seseorang dimuliakan oleh adabnya ketika bersama kita, walau dia berasal dari keturunan yang rendah.
Barangsiapa membanggakan harta dan nasabnya, maka kita justru bangga dengan ilmu dan adab.
Dua hal itu (ilmu dan adab) adalah kehidupan pemuda. Sesungguhnya kehilangan nyawa lebih baik daripada kehilangan keduanya.
Jangan sekali-kali melihat penampilan seseorang dari pakaiannya. Jika kau ingin tahu seseorang, maka lihatlah adabnya.
Seorang penyair zuhud sezaman dengan Abu Nawas. Ia terkenal akan kezuhudannya, dengan syair-syairnya ia banak memberikan peringatan-peringatan yang jujur kepada penguasa waktu itu ( khalifah Harun Ar Rasyid), sehingga kadang sang khalifah tersedu-sedu mendengar ajaran yang diberikan lewat sair-sairnya.
Nama Ismail bin Qosim bin Suweid al Anzi, panggilanya Abu Ishak, dan terkenal dengan nama Abul Atahiyah, karena konon sering merasa bingung. Masa kecilnya tinggal di Kufah dan kemudian menetap di Baghdad.
Ia selalu mempunyai hubungan yang baik dengan para khalifah, sehingga dirinya sangat dikenal oleh mereka. Ia pernah meninggalkan profesi sebagai penyair, tetapi kemudian kembali lagi menjadi penyair.
Ia orang yang sangat tanggap dan dalam syair-syairnya banyak kreasi baru. Dalam sehari ia mampu membuat 100 bait. Diantara syair-syairnya Adalah di bawah ini
لِكُلِّ شَيْءٍ زِيْنَةٌ فيِ الوَرَى # وَزِيْنَةُ المَرْءِ تَمَامُ الأَدَبِ
مَا وَهَبَ اللّٰهُ لِامْرِئٍ هِبَةً # أَشْرَفَ مِنْ عَقْلِهِ وَمِنْ أَدَبِهِ
قَدْ يَشْرَفُ المَرْءُ بِآدَابِهِ فِيْنَا # وَإِنْ كَانَ وَضِيْعَ النَّسَبِ
مَنْ كَانَ مُفْتَخِرًا بِالمَالِ وَالنَّسَبِ # فَإِنَّمَـا فَخْرُنَا بِالعِلْمِ وَالأَدَبِ
هُمَا حَيَاةُ الفَتَى فَإِنْ عَدُمَا # فَإِنَّ فَقْدَ الحَيَاةِ أَجْمَلُ بِهِ
لَا تَنْظُرَنَّ لِأَثْوَابٍ عَلَى أَحَدٍ # إِنْ رُمْتَ تَعْرِفُهُ فَانْظُرْ إِلىَ الأَدَبِ
Segala sesuatu merupakan perhiasan bagi manusia. Adapun Perhiasan seseorang adalah kesempurnaan adabnya.
Allah tidak memberikan apapun kepada manusia, yang lebih mulia daripada akal dan adabnya.
Kadangkala seseorang dimuliakan oleh adabnya ketika bersama kita, walau dia berasal dari keturunan yang rendah.
Barangsiapa membanggakan harta dan nasabnya, maka kita justru bangga dengan ilmu dan adab.
Dua hal itu (ilmu dan adab) adalah kehidupan pemuda. Sesungguhnya kehilangan nyawa lebih baik daripada kehilangan keduanya.
Jangan sekali-kali melihat penampilan seseorang dari pakaiannya. Jika kau ingin tahu seseorang, maka lihatlah adabnya.