Bandara Di Sukabumi Rencana dibangun di 2019
Jumlah bandara di Indonesia bakal terus bertambah. Terbaru, dua bandara diresmikannya di Kalimantan Timur oleh Presiden Joko Widodo, kemarin (25/10). Yakni Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Kota Samarinda dan Bandara Maratua, Kabupaten Berau.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, peresmian bandara di Kalimantan Timur bukan yang terakhir di masa pemerintahan ini. Menurutnya, ada sejumlah bandara lain yang akan selesai hingga 2019 mendatang.
“Kita akan selesai satu itu Buntu Kunik di Toraja, terus Wirasaba (Purbalingga). Kita selesaikan Ewer Papua,” ujarnya. Selain itu, ada juga beberapa bandara baru yang baru akan dibangun tahun depan. Di antaranya Bandara Sukabumi dan Bandara Kediri.
Sementara itu, Jokowi mengatakan, pembangunan bandara di daerah akan terus dilakukan. Hal itu dibutuhkan untuk menciptakan kantong-kantong ekonomi baru di luar Jawa. Pasalnya, Jokowi meyakini, potensi ekonomi di luar Jawa juga sangat potensial.
“Ini bukan untuk gagah-gagahan, juga bukan untuk keren-kerenan. Tetapi mobilitas orang dan barang di seluruh penjuru Tanah Air sangat penting,” ujarnya.
Jokowi menambahkan, potensi di daerah cukup besar. Khususnya dalam hal pariwisata. Di Berau misalnya, keberadaan bandara yang representatif dipastikan meningkatkan jumlah wisatawan di Kepulauan Derawan.
Oleh karenanya, untuk mempercepat pembangunan Bandara-bandara baru di berbagai wilayah, Jokowi mengajak para kepala daerah untuk mengikuti langkah pemerintah Kalimantan Timur. Di mana pembangunan bandara APT Pranoto merupakan inisiatif daerah yang didorong pusat.
“Ini akan saya pakai untuk contoh agar provinsi dan daerah lain mencontoh apa yang sudah dikerjakan oleh provinsi Kalimantan Timur,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pembangunan Bandara APT Pranoto yang menghabiskan Rp. 1,8 triliun menggunakan pembiayaan bersama. Di mana Rp. 1,5 di antaranya menggunakan APBD.
Sedangkan, Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, M Pramintohadi Sukarno menambahkan, pihaknya menargetkan bisa membangun 15 bandara baru sampai dengan akhir 2019. Sampai saat ini, telah selesai dibangun dan dioperasikan 10 bandara baru dari 15 bandara tersebut.
Sementara itu, dua bandara yang diresmikan Presiden Joko Widodo kemarin, memiliki spesifikasi yang berbeda. Untuk Bandara APT Pranoto, memiliki ukuran runway 2.250 m x 45m, taxiway berukuran 173 x 23 m, apron 300m x 123 m.
Sehingga mampu melayani pesawat Boeing 737-900 ER. Adapun di sisi darat telah dibangun gedung terminal seluas 12.700 m2. Dengan daya tampung penumpang berkapasitas 1.500.000 pax/tahun serta gedung hanggar seluas 36.342 m2.
Sementara Bandara Maratua memiliki landas pacu berukuran 1.600m x 30 m, taxiway dengan ukuran 75m x 15 m dan apron 70m x 100 m. Sehingga bisa didarati pesawat jenis ATR 72 (radar sukabumi)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, peresmian bandara di Kalimantan Timur bukan yang terakhir di masa pemerintahan ini. Menurutnya, ada sejumlah bandara lain yang akan selesai hingga 2019 mendatang.
“Kita akan selesai satu itu Buntu Kunik di Toraja, terus Wirasaba (Purbalingga). Kita selesaikan Ewer Papua,” ujarnya. Selain itu, ada juga beberapa bandara baru yang baru akan dibangun tahun depan. Di antaranya Bandara Sukabumi dan Bandara Kediri.
Sementara itu, Jokowi mengatakan, pembangunan bandara di daerah akan terus dilakukan. Hal itu dibutuhkan untuk menciptakan kantong-kantong ekonomi baru di luar Jawa. Pasalnya, Jokowi meyakini, potensi ekonomi di luar Jawa juga sangat potensial.
“Ini bukan untuk gagah-gagahan, juga bukan untuk keren-kerenan. Tetapi mobilitas orang dan barang di seluruh penjuru Tanah Air sangat penting,” ujarnya.
Jokowi menambahkan, potensi di daerah cukup besar. Khususnya dalam hal pariwisata. Di Berau misalnya, keberadaan bandara yang representatif dipastikan meningkatkan jumlah wisatawan di Kepulauan Derawan.
Oleh karenanya, untuk mempercepat pembangunan Bandara-bandara baru di berbagai wilayah, Jokowi mengajak para kepala daerah untuk mengikuti langkah pemerintah Kalimantan Timur. Di mana pembangunan bandara APT Pranoto merupakan inisiatif daerah yang didorong pusat.
“Ini akan saya pakai untuk contoh agar provinsi dan daerah lain mencontoh apa yang sudah dikerjakan oleh provinsi Kalimantan Timur,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pembangunan Bandara APT Pranoto yang menghabiskan Rp. 1,8 triliun menggunakan pembiayaan bersama. Di mana Rp. 1,5 di antaranya menggunakan APBD.
Sedangkan, Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, M Pramintohadi Sukarno menambahkan, pihaknya menargetkan bisa membangun 15 bandara baru sampai dengan akhir 2019. Sampai saat ini, telah selesai dibangun dan dioperasikan 10 bandara baru dari 15 bandara tersebut.
Sementara itu, dua bandara yang diresmikan Presiden Joko Widodo kemarin, memiliki spesifikasi yang berbeda. Untuk Bandara APT Pranoto, memiliki ukuran runway 2.250 m x 45m, taxiway berukuran 173 x 23 m, apron 300m x 123 m.
Sehingga mampu melayani pesawat Boeing 737-900 ER. Adapun di sisi darat telah dibangun gedung terminal seluas 12.700 m2. Dengan daya tampung penumpang berkapasitas 1.500.000 pax/tahun serta gedung hanggar seluas 36.342 m2.
Sementara Bandara Maratua memiliki landas pacu berukuran 1.600m x 30 m, taxiway dengan ukuran 75m x 15 m dan apron 70m x 100 m. Sehingga bisa didarati pesawat jenis ATR 72 (radar sukabumi)